Seperti kita ketahui, tidur merupakan kebutuhan vital bagi setiap manusia. Tanpa tidur yang berkualitas, tubuh serta pikiran tidak bisa berfungsi optimal. Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas tidur adalah pemilihan kasur. Sementara itu, dari banyaknya pilihan di pasaran, kasur busa Inoac layak jadi andalan.

Mengenal Kasur Busa Inoac dan Keunggulannya
Kasur Inoac sendiri adalah produk unggulan dari perusahaan asal Jepang yang telah hadir di Indonesia selama bertahun-tahun. Inoac populer sebagai produsen bahan kimia polyurethane berkualitas tinggi.
Salah satu keistimewaan produk kasurnya adalah kenyamanannya yang stabil dan tidak mudah kempes. Bahkan setelah penggunaan dalam jangka waktu lama. Kasurnya juga bebas dari zat berbahaya, ramah lingkungan dan sudah melalui proses produksi berstandar internasional.
Tak heran jika brand ini kerap menjadi opsi favorit masyarakat Indonesia. Apalagi, kasur Inoac tersedia dalam berbagai ukuran. Sehingga konsumen lebih mudah memilih sesuai kebutuhan masing-masing.
Kendati demikian, banyak orang kurang memahami bahwa kualitas kasur busa Inoac asli tidak bisa dinilai hanya dari segi harga atau tampilan luarnya saja. Hal tersebut tak jarang membuat konsumen salah kaprah. Pasalnya, faktor paling penting yang seharusnya konsumen perhatikan adalah tingkat Density (D).
Density menunjukkan seberapa padat material busa dalam kasur. Semakin tinggi angka density, maka semakin padat dan tahan lama busanya. Faktor lain seperti berat badan pengguna, seberapa sering penggunaan kasur, serta kondisi kelembapan ruangan turut mempengaruhi usia pakai kasur. Oleh karena itu, Inoac memberikan tingkatan density produk guna memudahkan konsumen sebelum melakukan pembelian supaya tidak salah pilih.
1. D16 – Busa Ringan
Varian pertama ada D16 yang menjadi seri dengan density paling rendah. Ciri khas busanya berwarna kuning. Jika digunakan setiap hari, busa akan mulai terasa empuk dalam waktu kurang dari 1 tahun. Biasanya mulai kempes dalam jangka waktu sekitar 1.5 tahun. Varian ini cocok untuk pemakaian tidak intensif, misalnya sebagai kasur tamu atau gelaran tambahan.
2. D18 – Sedikit Lebih Kokoh
Berdasarkan situs resmi tokoinoac.com, kasur busa Inoac D18 punya kekuatan lebih baik dari seri sebelumnya. Warnanya juga masih kuning. Pada penggunaan harian, umumnya mulai terasa empuk dalam kurang dari 2 tahun. Adapun kempesnya sekitar 2,5 tahun kemudian. Lebih cocok untuk anak-anak atau pemakaian yang tidak terlalu berat.
3. D20 – Pilihan Ekonomis
Terbuat dari busa berwarna kuning, kasur D20 bisa mulai melunak setelah kurang dari 3 tahun pemakaian rutin. Biasanya mereka juga mulai kempes dalam waktu 3.5 tahun. Meski tergolong ringan, varian ini populer sebagai pilihan kebutuhan kasur murah yang masih cukup nyaman.
4. D23 – Favorit Keluarga
Lain dari 3 seri sebelumnya, tipe D23 hadir dengan busa warna hijau muda. Ini merupakan salah satu produk kasur Inoac paling populer. Dengan ketebalan standar 20 cm hingga 30 cm, kasur D23 dapat bertahan tanpa kempes hingga 10–15 tahun. Namun juga tergantung pola penggunaan. Cocok untuk kebutuhan sehari-hari, terutama keluarga yang ingin investasi panjang dalam kualitas tidur.
5. D32 – Varian Premium
Terakhir ada D32 yang merupakan varian dengan density tinggi. Biasanya tampilan luar busa berwarna kuning ke oranye. Dengan ketebalan 20 cm, busa D32 mampu bertahan dalam kondisi prima selama 15–20 tahun. Dikenal sebagai seri super dari Inoac, kasur ini sangat direkomendasikan untuk konsumen yang mengutamakan kualitas dan keawetan maksimal.
Secara keseluruhan, memilih kasur atau springbed bukan hanya soal rasa nyaman di awal. Namun juga bagaimana kasur dapat bertahan lama. Dengan memahami perbedaan density pada kasur busa Inoac, konsumen bisa membuat keputusan lebih bijak sesuai kebutuhan maupun budget. Jangan terkecoh harga murah atau garansi semata, lihatlah spesifikasi secara detail untuk memperoleh kualitas unggulan.



